Halaman


Jumat, 26 April 2019

Rumus Logis Menulis Cerita



 Setiap pemikiran, rancangan, ide, dan opini akan sia-sia jika tidak dituliskan kedalam kertas.” Prasa ini mengajarkan saya untuk menuliskan apapun yang saya pikirkan dan menuangkannya kedalam bentuk tulisan, tak peduli apa kata orang, mungkin banyak orang tidak dapat menerimanya ataupun malah tersinggung karenanya tapi apa yang saya sampaikan bukanlah cibiran belaka karena saya sudah menuliskannya, ini karyaku dan tidak menerima kritik namun tetap menerima saran.

Kebanyakan orang yang terlalu sering menggunakan otak kiri mungkin akan selalu berfikir bagaimana orang bisa menulis, bagaimana setiap orang dapat menyentuh hati pembacanya, bagaimana seseorang memiliki rangkaian kata-kata yang saling sambung menyambung hingga  menjadi suatu tulisan yang indah. Hei bung, saya juga seperti anda, tapi saya sarankan segeralah sadar dari hayalan anda, itu semua butuh proses, tak ada orang yang baru lahir langsung bisa berjalan atau berlari, semua butuh proses sama hal juga menulis (walau memang terkadang setiap orang memiliki bakat tertentu).

Sama seperti anda bung, saya juga pengguna otak kiri, lahir di keluarga dengan ayah seorang engineer dan ibu guru matematika mengajarkan saya untuk selalu belajar tentang angka, hingga lupa dalam hidup ini segala sesuatu harus seimbang, termasuk otak kiri dan kanan. Dalam perjalanan hidup ini kita juga memerlukan kemampuan untuk dapat mengekspresikan diri dengan kata-kata. Hal ini saya sadari ketika mulai mencari pekerjaan, bukan mau sombong tapi ini adalah kenyataan (eh. Malah benaran sombogn) setiap tes tertulis dapat saya lalui, namun ketika di interview saya selalu gagal karena hal sederhana, tidak bisa menyampaikan jati diri sendiri dengan kata-kata (jadi sedikit curhat). Jadi supaya anda bisa jadi seorang yang diterima, maka saran saya mulailah mengembangkan imajinasi anda dalam beberapa hobby otak kanan salah satunya menulis.

Beberapa kali mengikuti kelas menulis hanya satu yang cukup berkenan yaitu kelas menulis yang diadakan oleh kantor. Saya mengatakan cukup berkenan karena saya menemukan sedikit alasan logis yang bisa saya terima untuk memotivasi saya dalam menulis, diantaranya:
1.     Pikirkan hasilnya, selain sebagai hobby menulis juga dapat menghasilkan, tidak harus menulis buku karena ada banyak lomba menulis yang diadakan oleh banyak lembaga, ikuti lomba tersebut dan jadikan hadiah lomba sebagai sedikit motivasi untk menulis, tapi kalau kalah jangan langsung meyerah paling tidak sudah berusaha, dan selalu ada pelajaran dari setiap kegiatan. Mungkin menangnya di lain kesempatan.
2.     Sejelek apapun tulisan anda, pasti akan dibaca misalnya jika mengikutikan tulisan anda dalam suatu lomba, apapun yang anda tulis dan sejelek apapun tulisan anda  maka itu akan dibaca paling tidak oleh panitia/juri dan anda tidak perlu malu karena anda tidak kenal dan tidak perlu berkomunikasi dengan pembaca tersebut.
3.     Sama halnya dengan no.2, dalam menulis hampir 90 % adalah komunikasi satu arah, jadi apapun hasilnya, bagaimanapun tulisannya orang lain tidak akan mengkritik tulisan kita jadi kenapa harus malu (yah…kecuali kalau kita memerlukan saran masih tersedia 10% untuk komunikasi dua arah).
4.     Kata orang bijak “Kita adalah apa yang kita tulis” saya memaknai ini sebagai berikut: Tulisan kita menjadi sesuatu yang membuat orang lain dapat mengenang kita, kita tahu bahwa seseorang akan dikenang akan karyanya, bukan hanya sekedar perbuatan baik atau kegiatan lain, tapi seseorang akan dikenang kalau sudah di tuliskan, dari pada menunggu orang lain menulis nama kita lebih baik menuliskannya sendiri

Sudah memiliki motivasi menulis, nah sekarang saya bagikan beberapa trik yang saya dapatkan, yaitu:
1.     Perbanyaklah kosa kata dan jangan sering mengulang kata yang sama. Dalam bahasa Indonesia ada banyak kata yang memiliki arti yang hampir sama, namun dalam pemilihan kata kita juga harus teliti sehingga pesan dari setiap kalimat tersempaikan.
2.     Sama halnya seperti puisi, penggunaan sajak juga dapat membantu memperindah penulisan sebuah cerita.
3.     Gunakan perasaan, dalam menulis memainkan perasaan pembaca adalah hal yang paling utama, sebagai salah satu triknya dapat saya sampaikan bahwa pada umumnya setiap manusia memiliki rasa ingin lebih tinggi dari pada yang lainnya sehingga akan tertarik/terbawa perasaan jika kita menceritakan kondisi dimana karakter merupakan orang rendah atau hina. Selain itu setiap manusia juga senang akan kerja keras walaupun tidak semua dapat melaksanakannya, jadi sebuah kisah penuh perjuangan dapat mengaduk perasaan pembaca.
4.     Gunakan bahasa Indonesia yang sesuai EYD, mungkin ini bukanlah trik khusus, namun sebagai salah satu pemuda Indonesia yang cinta akan bahasa Indonesia maka saya menyarankan untuk selalu berusaha menggunakan bahasa Indonesia yang benar (Bung.. saya juga masih belajar).
5.     Dan tips yang terakhir adalah, bacalah tulisan anda secara berulang dan jujurlah pada diri sendiri, karena setiap manusia sejak lahir sudah memiliki kemampuan dasar mengkritik termasuk mengkritik dirinya sendiri.

Demikian hal yang dapat saya bagikan tentang menulis, namun demikian bagi saya yang hanya penulis baru, semua itu hanya teori belaka, saya menulis karena saya memang saya ingin belajar dengan aliran bebas, jadi tidak terikat dengan tips-tips di atas, dan jika anda juga seperti saya maka ada sedikit saran tambahan untuk anda. Mulailah menulis tanpa menekan tombol backspace, tak peduli seperti apa tulisan anda, bagaimana penulisannya tapi tuliskanlah terlebih dahulu segala sesuatu yang ada di pikiran anda, setelah segalanya sudah anda tuliskan barulah anda mulai dari awal untuk memperbaikinya sesuai kemauan anda. Sekali lagi bagi saya menulis adalah keinginan saya, jadi tak peduli apa kata orang lain.

Salam bagi anda dari penulsi baru yang tak mau di kritik namun tetap menerima saran, semoga anda juga mau menulis karena begitu anda memulainya, maka anda akan merasakan betapa menariknya dunia menulis.            

Esai Adalah : Pengertian, Struktur dan Contoh Esai


Di dunia penulisan, menulis sebuah karangan tentu tidak asing bagi kita semua. Ada karangan dalam bentuk karya fiksi, ada juga karya non-fiksi. contoh salah Satu karangan non-fiksi yang tidak asing bagi kalangan akademis, salah satunya adalah esai. Mungkin hampir semua orang, entah secara sadar atau tidak pasti, pernah membaca sebuah esai. Dalam membuat esai ada beberapa aturan yang harus diikuti. Selain itu, esai juga memiliki berbagai jenis, tergantung pada tujuan esai yang ditulis. nah pada kesempatan yang baik kali ini admin akan mengulas mengenai esai. untuk lebih jelasnya silahkan di skroll kebawah langsung ya bro.
Pengertian esai
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), esai adalah sebuah karangan atau tulisan yang membahas masalah sepintas dari sudut pandang pribadi penulis. Dari pemahaman ini, kita dapat menyimpulkan bahwa esai adalah tulisan yang mengandung pendapat dan bersifat subjektif atau argumentatif. Pandangan pribadi ini harus logis dan dipahami dengan baik. Tidak hanya itu, argumen yang disajikan dalam esai harus didukung oleh fakta, sehingga esai tidak menjadi tulisan fiktif atau imajinasi belaka dari si penulis. Tujuan penulisan esai adalah untuk membuat orang percaya pada sudut pandang penulis tentang suatu masalah. Karena itu, harus ada data atau fakta yang mendukung.
Struktur Esai
Untuk menulis esai yang baik, ada pengaturan atau struktur esai yang harus diperhatikan oleh penulis. Adalah sebagai berikut:
Pendahuluan
Dalam pendahuluan, kita dapat mengungkapkan topik atau tema yang akan dibahas dalam keseluruhan esai. Unsur-unsur dalam pendahuluan adalah latar belakang dan pendapat pribadi penulis mengenai tema yang akan dibahas lebih jelas dan rinci di bagian selanjutnya. pendahuluan merupakan pengantar kepada pembaca untuk memahami topik yang akan dibahas sehingga pembaca akan lebih mudah memeriksa isi esai.
Isi/Pembahas
Isi atau Pembahas ialah bagian dari esai yang menjelaskan tema/topik penulisan secara lebih rinci. Dalam isi, penulis menggambarkan pendapatnya secara kronologis atau secara berurutan sesuai dengan ide-ide yang disusun dalam suatu kerangka kerja sehingga esai menjadi koheren.
Kesimpulan/Penutup
Kesimpulan adalah bagian terakhir dari esai. dan Bagian ini berisi kalimat-kalimat yang merangkum atau meringkas apa yang telah dikatakan dalam pendahuluan dan pembahas. Kesimpulan tidak bisa diperluas ke topik lain.
Contoh esai
Penyebab Bahasa Lampung Terancam Punah
Dilansir dari situs BBC, UNESCO mengatakan bahwa lebih dari sepertiga bahasa di dunia terancam punah dan di antaranya digunakan oleh kelompok-kelompok kecil penutur. Dari sekitar 2.000 bahasa, menurut UNESCO, sekitar 200 digunakan oleh sekelompok kecil penutur. Bahasa Lampung yang merupakan bahasa daerah Provinsi Lampung adalah salah satunya. Bahasa Lampung memiliki banyak dialek yang berbeda dan juga memiliki aksara (huruf) sendiri.
Di era globalisasi ketika orang mengedepankan bahasa nasional dan bahasa asing karena kebutuhan komunikasi dalam bisnis dan hal-hal lain, penggunaan bahasa daerah seperti bahasa Lampung di provinsi Lampung mulai menurun. Dikhawatirkan bahasa Lampung akan memiliki lebih sedikit pembicara.
Ada beberapa kemungkinan penyebab yang membuat lebih sedikit penutur asli bahasa Lampung; hal-hal yang menurut saya bisa menjadi penyebab menurunnya penutur asli di Lampung. Yang pertama adalah banyaknya variasi dialek yang membuat pemahaman rekan pembicara yang mengikuti dialek berbeda mengakibatkan keengganan menggunakan bahasa Lampung. Pada akhirnya mereka lebih suka menggunakan bahasa nasional untuk menjembatani kesulitan-kesulitan ini.
Masyarakat yang heterogen di mana banyak orang di luar suku Lampung yang tinggal di Lampung serta perkawinan antar suku juga memasukkan alasan mengapa orang lebih mungkin menggunakan bahasa nasional. Adanya perkawinan antar suku melahirkan anak-anak yang tidak diajarkan di Lampung karena orang tua tidak membiasakan atau mengajari mereka bahasa Lampung di rumah. Komunikasi di rumah didominasi oleh bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Bukan hanya anak-anak dari perkawinan antaretnis, tetapi juga anak-anak yang lahir dari orang tua suku asli Lampung sudah mulai banyak yang tidak belajar bahasa Lampung atau berkomunikasi di Lampung di rumah.